Archive for December 2010

UAS Online-Pelaksanaan TO OnLine

21 December 2010

A. Komponen Contrucstivism
Pelaksanaan TO Online sebanyak dua kali menciptakan suatu pola pembelajaran bagi para peserta mata kuliah Psikologi Belajar, yakni pembelajaran mengenai proses Ujian Online. Pada TO 1, walaupun semua mahasiswa berada dalam satu kelas, namun masing-masing mengerjakan tugas sesuai kemampuannya sendiri. Proses belajar yang pertama kalai ini, menciptakan suatu pola belajar yang baru, yakni proses ujian secara online. Dengan memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa untuk memilih caranya sendiri untuk proses TO 1, maka masing-masing siswa akan menciptakan polanya sendiri, dan yang kemudian, mengalami perubahan dan perbaikan, setelah proses TO 1 selesai. Perbaikan ataupun perubahan yang terjadi, tentunya untuk menciptakan pola yang lebih baik lagi dalam pelaksanaan ujian online. Hal selanjutnya yang dapat dilihat adalah, pada pelaksaan TO 2, seluruh siswa kembali diberikan kesempatan untuk memilih proses TO 2 secara bebas, yakni tanpa harus melakukan tatap muka, tetapi pelaksaan TO tetap dilaksanakan. Dengan mengkontruksikan pola proses ujian online yang lebih baik setelah TO 1, maka proses TO 2 juga diharapkan sudah lebih baik, yakni, selain persiapan secara teknis, juga persiapan dari masing-masing peserta secara nonteknis (seperti ilmunya). Proses menciptakan suatu ilmu/ pengetahuan baru dalam mengikuti proses ujian online masing-masing peserta, merupakan langkah dasar terciptanya suatu perkembangan pengetahuan dan keterampilan bagi masing-masing peserta.

B. Komponen Inquiry
Dalam proses ini, hal yang perlu kita ketahui secara mendalam, adalah, bagaimana proses ini dilakukan, apa saja yang harus dipersiapkan, dan apa tujuannya. Tentu, walaupun kita mengetahui bagaimana pelaksanaan dan persiapannya, tanpa kita mengetahui tujuannya, maka kita sedang melaksanakan sesuatu yang hanya “sekedar” saja. Hal ini tentu tidak akan menjadi suatu keterampilan baru bagi kita. Dengan kita mengetahui secara mendalam ketiga hal tersebut, maka pelaksanaan TO tersebut tidak akan berakhir dengan sia-sia, dan berlalu begitu saja, tetapi ada proses yang berkesinambungan dari proses TO tersebut.

C. Komponen Questioning
Satu hal yang perlu untuk dipertimbangkan dalam proses belajar adalah, kita harus bertanya. Pertanyaannya adalah, “mengapa kita harus bertanya”? jawabannya adalah, kita bertanya, bukan hanya sekedar bertanya, lalu permasalahan selesai. Tetapi, kita bertanya, untuk menciptakan permasalahan baru, dan tentu pengetahuan dan keterampilan kita akan berkembang. Dalam pelaksanaan TO online, peserta tidak terbatas untuk bertanya, dan peserta tidak ada yang merasa sungkan untuk bertanya, sebab memang pertanyaan yang dilontarkan adalah untuk keperluan pribadi, dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Pada TO 1, seluruh peserta didik diberikan waktu untuk bertanya pada 5 menit awal pelaksanaan ujian, yang bertujuan agar peserta memanfaatkan kesempatan yang ada, dan menciptakan kesempatan kepada seluruh peserta untuk memberikan pertanyaan.

D. Komponen Learning Community
Pada pelaksanaan TO 1, semua peserta berada pada satu ruang kelas, dan kemudian melaksanakan ujian secara bersama-sama. Dengan melakukan secara bersama untuk pertama kalinya, masing-masing peserta dapat bertanya juga kepada peserta lainnya, sehingga proses menciptakan suatu pola belajar yakni proses ujian online semakin dapat berkembang, dan keterampilan masing-masing peserta semakin bertambah. Untuk pelaksanaan TO juga, bahwa para peserta telah terlebih dahulu saling bertanya kepada peserta lain sebelum proses TO 1 dilaksanakan, sehingga dengan belajar dengan peserta lain pada suatu kelompok, maka peningkatan keterampilan dan pengetahuan akan semakin terasa.

E. Komponen Modelling
Mencipatakan suatu model ataupun acuan dalam pelaksanaan TO ujian online tentu sangat bermanfaat. Dengan menciptakan suatu model yang hendak ditiru dalam pelaksaanaan TO, maka tingkat keterampilan peserta semakin terasah. Sebelum pelaksanaan TO 2, saya terlebih dahhulu melakukan chek terhadap blog teman-teman saya, bagaimana mereka menjawab persoalan yang ada dalam TO 1. Apa yang ada didalam blog teman-teman saya, saya jadikan juga sebagai contoh pengerjaan blog saya ketika pelaksanaan TO 2. Proses modeling yang saya lakukan ini, saya anggap sangat bermanfaat bagi saya, selain menambah kesiapan saya, juga menambah keterampilan saya tentangn bagaimana pengelolaan tulisan di blog.

F. Komponen Reflection
Bahwa setelah pelaksanaan TO 1, bu Dina sebagai pengampu mata kuliah Psi.Belajar memberikan refleksi ataupun umpan balik kepada seluruh peserta, bahwa masing-masing peserta telah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, yakni proses ujian secara online. Tidak hanya umpan balik, proses reflection juga dipergunakan sebagai persiapan dalam menghadapi proses TO 2 yang selanjutnya, yakni bagaimana masing-masing peserta akan menciptakan proses TO 2 yang lebih baik, atapun bagaimana gambaran pertanyaan yang akan diberikan dalam TO 2 nantinya. Tentunya, proses reflection ini juga memberikan gambaran baru bagim masing-masing peserta dalam menghadapi TO 2 dan Ujian Akhir nantinya.

G. Komponen Authentic Assessment
Walaupun hanya TO seluruh hasil pelaksanaan tetap diberikan suatu penilaian. Bu Dina juga tidak hanya memberikan penilaian kepada seluruh peserta, tetapi juga meminta penilaian dari seluruh peserta tentang bagaimana proses belajar yang telah dilaksanakan slam satu semester,dan bagaimana juga pelaksanaan TO tersebut. Dengan proses penilaian yang meminta dari masing-masing peserta, tentunya hal terbut tidak lagi bersifat subjektif, bahwa telah dilaksanakan proses belajar yang baik. Dengan kita juga mampu meberikan penilaian, maka kita juga siap untuk dinilai, dan menerima seluruh penilaian tersebut. Proses penilaian yang objektif, tentu akan meberikan dampak yang lebih baik, tidak hanya bagi peserta, tetapi juga bagi pembimbing.

Sekian dari saya,
Terimakasih..
🙂

IMPLIKASI TEORI BELAJAR pada UJIAN ONLINE

9 December 2010

Pada TO Ujian Online yang pertama, ada banyak hal yang bisa dihubungkan dengan berbagai teori belajar.
Menurut saya, pertama sekali adalah persiapan dari peserta dalam menghadapi TO tersebut. Mulai dari kehadiran di kelas, menyiapkan laptop dan koneksi internet masing-masing, bahkan menyiapkan teori yang telah dipelajari. Tentu saja hal ini menjadi dasar dari TO tersebut. Hal ini berhubungan dengan “LAW OF READINESS” yang dikemukakan oleh Thorndike. Pada TO yang pertama, saya mengalami kendala dalam koneksi internet, dan saya tidak siap menghadapinya, dan tidak ada persiapan menghadapi permasalahan tersebut. Akibatnya adalah, saya sangat gugup, dan tidak bisa mengerjakan apa-apa, hingga koneksi internet saya tersambung kembali. Ketidaksiapan peserta didik dalam proses belajar (dalam hal ini adalah TO ujian ONLINE) berakibat pada hasil yang kurang maksimal, dan bahkan kurang memuaskan. Untuk hal tersebut, pada TO Ujian Online 2 kali ini, saya memilih sambungan kabel untuk internetnya, sehingga saya yakin tidak akan bermasalah lagi untuk hal tersebut. Selain persiapan dalam sambungan internet, saya juga sudah mempersiapkan materi yang nantiny a akan saya gunakan dalam TO 2 ini.

Yang kedua, pada TO Online 2 ini, telah terjadi efek dari suatu latihan dari TO 1, sehingga perilaku dalam TO 2 kali ini, sudah lebih baik, dan perilaku ini akan semakin kuat bila dilakukan pengulangan kembali. Hal ini berhubungan dengan teori “LAW OFF EFFECT” oleh Thorndike.

Yang ketiga adalah, pada TO ONLINE 1, ketika soal telah diberikan dan di posting, masing-masing peserta ujian kemudian mencoba untuk memberikan jawaban. Hal yang terjadi pada saat tersebut adalah, terjadinya proses “STIMULUS & RESPON” seprti yang dikemukakan oleh Skinner. Postingan soal adalah stimulus, dan kemudian perilaku peserta ujian memberikan jawaban adalah sebagai respon.

Yang keempat adalah, kondisi atau situasi pada saat TO 1, yaitu sangat menegangkan, terlalu formal, dan berada pada situasi belajar pada umunya, menurut saya mengakibatkan kurang maksimalnya hasil TO 1 tersebut. Dengan mengubah situasi TO untuk yang kedua, yakni membebaskan peserta berada dimana, menurut saya, akan memberikan kesempatan kepada peserta ujian untuk memilih situasi dan kondisi yang terbaik dan yang ternyaman bagi masing-masing peserta, dan hal ini akan berpengaruh dan diharapkan juga bahwa peserta dapat menghasilkan kemampuan yang maksimal dan yang terbaik. Perubahan tatacara ataupun metode pelaksanaan TO 2 dengan memberikan kesempatan untuk peserta memilih tempat, situasi dan kondisi secara bebas berhubungan dengan teori belajar dari Robert M. Gagne mengenai “CONDITION OF LEARNING”. Bahwa TO 2 sebagai proses belajar dalam menyiapkan ujian akhir mata kuliah Psikologi Belajar, tentu akan berpengaruh besar dalam melihat bagaimana peserta ujian nantinya pada saat ujian akhir dilaksanakan. Bila TO 2 ini dianggap sukses, maka metode membebaskan memilih tempat bagi peserta juga dianggap sukses. Sehingga kondisi belajar tersebut benar-benar dapat memaksimalkan kemampuan peserta didik.

Yang kelima adalah, proses TO yang pertama menciptakan suatu skema baru bagi saya, yang akan saya gunakan dalam menghadapi TO 2. Skema yang terbentuk pada saya, adalah, setelah saya melakukan koneksi internet, yang saya buka pertama kali adalah account gmail saya, kemudian account blog saya, dan kemudian account blog Psi. Belajar. Dengan demikian, saya terbantu cepat sebelum ujian dimulai, dan saya tidak perlu takut ketinggalan informasi bahwa soal telah diposting. Skema yang terbentuk ini berhubungan dengan teori “SCHEME” oleh Piaget, bahwa proses belajar akan selalu menghasilkan skema baru, yang akan digunakan oleh peserta didik dalam menghadapi permasalahan kedepannya.

Sekian, Terimakasih..
🙂

Pamungkas di TO Online 1

2 December 2010

Bagaimanapun juga,akan ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Saya akan lebih memilih ujian secara online, bila koneksi yang diberikan merupakan suatu sambungan kabel, bukan lewat modem ataupun penggunaan Wifi. Sebab, bila seluruh peserta menggunakan koneksi kabel (bukan nirkabel) maka akan terjadi keseimbangan ataupun semua peserta sama rata memiliki jumlah dan kecepatan koneksi.
Dengan penggunaan ujian secara onlin juga akan banyak menambaha wawasan dan kesiapan masing-masing peserta dalam mengahadapi suatu ujian, sebab banyak hal yang tidak terduga bisa terjadi, dan menuntut peserta harus siap selalu.

sekian,
Terimakasih

Pendekatan melalui teori Kontruktivisme

2 December 2010

Bahwa proses Try OUt ujian secara online ini, yang mana merupakan suatu hal yang baru bagi saya, maka terjadi proses Asimilasi bagi saya, yakni proses pencipataan suatu konsep baru bagi kemampuan kognitif saya.
Yang kemudian, bahwa teori ini mengatakan bahwa individu merupakan hal yang unik, demikian juga kepada saya, walaupun saya sudah lama menggunakan gmail, tapi saya tidak tahu sebelumnya cara berhubungan dengan teman saya lewat chat gmail, dan teman saya menganggap saya membuat lelucon ketika saya menanyakan hal tersebut kepada dia. Dengan demikian, hal tersebut yang membuat bahwa saya merupakan unik dari pada teman-teman saya yang lain, walaupun hal tersbut kurang mambantu.

sekian
Terimakasih

sumber : [Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Constructivism_(learning_theory) (tanggal : 11-11-2010)]

Kesan Uji Coba Ujian Online

2 December 2010

Ini adalah yang pertama kali bagi saya harus ujian secara online, walaupun ini hanya sekedar uji coba(try out) tidak masalah bagi saya kalau saya tidak mampu menjawab beberapa pertanyaan nantinya.
Sebab dengan demikian saya akan tahu hal-hal apa saja yang belum saya ketahui, sehingga akan lebih membantu pada saat ujian yang sebenarnya dilaksanakan.

Saya juga merasa bahwa hal ini merupakan suatu kegiatan yang cukup menarik dan penting untuk dikembangkan dilingkungan pendidikan Psikologi.

Persiapan yang saya lakukan untuk mengikuti try out ujian online ini adalah dengan terlebih dahulu menyiapkan Laptop dan koneksi yang akan saya pergunakan. Kemudian saya mencoba menambahkan daftar kontak alamat gmail teman-teman saya, agar bisa nantinya melakukan group chat sebagai salah satu fasilitas gmail.

Namun, pada saat tugas akan diberikan, terjadi kesalahan pada koneksi internet saya, sehingga saya tidak bisa langsung memulai mengerjakan soal ujian yang diberikan. Koneksi internet saya mulai tersambung kembali setelah beberapa saat, dan saya mulai mengerjakan tugas saya.

Saya hanya bisa berharap, bahwa kejadian tersebut tidak terulang lagi pada saat ujian yang sebenarnya dilaksanakan.
Terimakasih.