A. Komponen Contrucstivism
Pelaksanaan TO Online sebanyak dua kali menciptakan suatu pola pembelajaran bagi para peserta mata kuliah Psikologi Belajar, yakni pembelajaran mengenai proses Ujian Online. Pada TO 1, walaupun semua mahasiswa berada dalam satu kelas, namun masing-masing mengerjakan tugas sesuai kemampuannya sendiri. Proses belajar yang pertama kalai ini, menciptakan suatu pola belajar yang baru, yakni proses ujian secara online. Dengan memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa untuk memilih caranya sendiri untuk proses TO 1, maka masing-masing siswa akan menciptakan polanya sendiri, dan yang kemudian, mengalami perubahan dan perbaikan, setelah proses TO 1 selesai. Perbaikan ataupun perubahan yang terjadi, tentunya untuk menciptakan pola yang lebih baik lagi dalam pelaksanaan ujian online. Hal selanjutnya yang dapat dilihat adalah, pada pelaksaan TO 2, seluruh siswa kembali diberikan kesempatan untuk memilih proses TO 2 secara bebas, yakni tanpa harus melakukan tatap muka, tetapi pelaksaan TO tetap dilaksanakan. Dengan mengkontruksikan pola proses ujian online yang lebih baik setelah TO 1, maka proses TO 2 juga diharapkan sudah lebih baik, yakni, selain persiapan secara teknis, juga persiapan dari masing-masing peserta secara nonteknis (seperti ilmunya). Proses menciptakan suatu ilmu/ pengetahuan baru dalam mengikuti proses ujian online masing-masing peserta, merupakan langkah dasar terciptanya suatu perkembangan pengetahuan dan keterampilan bagi masing-masing peserta.
B. Komponen Inquiry
Dalam proses ini, hal yang perlu kita ketahui secara mendalam, adalah, bagaimana proses ini dilakukan, apa saja yang harus dipersiapkan, dan apa tujuannya. Tentu, walaupun kita mengetahui bagaimana pelaksanaan dan persiapannya, tanpa kita mengetahui tujuannya, maka kita sedang melaksanakan sesuatu yang hanya “sekedar” saja. Hal ini tentu tidak akan menjadi suatu keterampilan baru bagi kita. Dengan kita mengetahui secara mendalam ketiga hal tersebut, maka pelaksanaan TO tersebut tidak akan berakhir dengan sia-sia, dan berlalu begitu saja, tetapi ada proses yang berkesinambungan dari proses TO tersebut.
C. Komponen Questioning
Satu hal yang perlu untuk dipertimbangkan dalam proses belajar adalah, kita harus bertanya. Pertanyaannya adalah, “mengapa kita harus bertanya”? jawabannya adalah, kita bertanya, bukan hanya sekedar bertanya, lalu permasalahan selesai. Tetapi, kita bertanya, untuk menciptakan permasalahan baru, dan tentu pengetahuan dan keterampilan kita akan berkembang. Dalam pelaksanaan TO online, peserta tidak terbatas untuk bertanya, dan peserta tidak ada yang merasa sungkan untuk bertanya, sebab memang pertanyaan yang dilontarkan adalah untuk keperluan pribadi, dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Pada TO 1, seluruh peserta didik diberikan waktu untuk bertanya pada 5 menit awal pelaksanaan ujian, yang bertujuan agar peserta memanfaatkan kesempatan yang ada, dan menciptakan kesempatan kepada seluruh peserta untuk memberikan pertanyaan.
D. Komponen Learning Community
Pada pelaksanaan TO 1, semua peserta berada pada satu ruang kelas, dan kemudian melaksanakan ujian secara bersama-sama. Dengan melakukan secara bersama untuk pertama kalinya, masing-masing peserta dapat bertanya juga kepada peserta lainnya, sehingga proses menciptakan suatu pola belajar yakni proses ujian online semakin dapat berkembang, dan keterampilan masing-masing peserta semakin bertambah. Untuk pelaksanaan TO juga, bahwa para peserta telah terlebih dahulu saling bertanya kepada peserta lain sebelum proses TO 1 dilaksanakan, sehingga dengan belajar dengan peserta lain pada suatu kelompok, maka peningkatan keterampilan dan pengetahuan akan semakin terasa.
E. Komponen Modelling
Mencipatakan suatu model ataupun acuan dalam pelaksanaan TO ujian online tentu sangat bermanfaat. Dengan menciptakan suatu model yang hendak ditiru dalam pelaksaanaan TO, maka tingkat keterampilan peserta semakin terasah. Sebelum pelaksanaan TO 2, saya terlebih dahhulu melakukan chek terhadap blog teman-teman saya, bagaimana mereka menjawab persoalan yang ada dalam TO 1. Apa yang ada didalam blog teman-teman saya, saya jadikan juga sebagai contoh pengerjaan blog saya ketika pelaksanaan TO 2. Proses modeling yang saya lakukan ini, saya anggap sangat bermanfaat bagi saya, selain menambah kesiapan saya, juga menambah keterampilan saya tentangn bagaimana pengelolaan tulisan di blog.
F. Komponen Reflection
Bahwa setelah pelaksanaan TO 1, bu Dina sebagai pengampu mata kuliah Psi.Belajar memberikan refleksi ataupun umpan balik kepada seluruh peserta, bahwa masing-masing peserta telah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, yakni proses ujian secara online. Tidak hanya umpan balik, proses reflection juga dipergunakan sebagai persiapan dalam menghadapi proses TO 2 yang selanjutnya, yakni bagaimana masing-masing peserta akan menciptakan proses TO 2 yang lebih baik, atapun bagaimana gambaran pertanyaan yang akan diberikan dalam TO 2 nantinya. Tentunya, proses reflection ini juga memberikan gambaran baru bagim masing-masing peserta dalam menghadapi TO 2 dan Ujian Akhir nantinya.
G. Komponen Authentic Assessment
Walaupun hanya TO seluruh hasil pelaksanaan tetap diberikan suatu penilaian. Bu Dina juga tidak hanya memberikan penilaian kepada seluruh peserta, tetapi juga meminta penilaian dari seluruh peserta tentang bagaimana proses belajar yang telah dilaksanakan slam satu semester,dan bagaimana juga pelaksanaan TO tersebut. Dengan proses penilaian yang meminta dari masing-masing peserta, tentunya hal terbut tidak lagi bersifat subjektif, bahwa telah dilaksanakan proses belajar yang baik. Dengan kita juga mampu meberikan penilaian, maka kita juga siap untuk dinilai, dan menerima seluruh penilaian tersebut. Proses penilaian yang objektif, tentu akan meberikan dampak yang lebih baik, tidak hanya bagi peserta, tetapi juga bagi pembimbing.
Sekian dari saya,
Terimakasih..
🙂